PEMBAGIAN KATA DALAM BAHASA ARAB
Nahwu adalah kaidah yang digunakan untuk
mengetahui jabatan setiap kata dalam suatu kalimat, mengetahui harakat akhir
dan mengetahui tata cara meng-i’rab-nya.[1]
Kata dalam Bahasa Arab terbagi menjadi 3
:
1.
Isim
Isim adalah setiap kata yang
menunjukkan kepada manusia, hewan,
tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna-makna yang tidak
berkaitan dengan waktu.
Contoh:
رَجُلٌ, أَسَدٌ, زَهْرَةٌ, حَائِطٌ,
القَاهِرَةُ, شَهْرٌ, نَظِيفٌ, اِسْتِقْلَالٌ
(Seorang lelaki, singa, bunga, dinding,
Kairo, bulan, bersih dan kemerdekaan).
–
Bisa ditanwin,
Contoh:
رَجُلٌ –كِتَابٌ –شَجَرَةٌ
Pria – Kitab – Pohon
– Bisa dimasuki oleh ال,
Contoh:
الرَّجُلُ – الكِتَابُ – الشَّجَرَةُ
Pria itu – Kitab itu – Pohon itu
– Bisa dimasuki oleh huruf nida’
(panggilan),
Contoh:
يَا رَجُلُ – يَا مُحَمَّدُ
Wahai pria! – Wahai Muhammad!
– Bisa dimajrurkankan oleh huruf
huruf jar atau idhofah,
Contoh:
عَلَى الشَّجَرَةِ – غُصْنُ
الشَّجَرَةِ
Di atas pohon – Dahan pohon
– Bisa di-isnad ilaih[3]
Contoh:
الكِتَابُ مُفِيدٌ
Kitab itu bermanfaat.
Dengan menerima salah satu atau lebih
dari ciri-ciri di atas cukuplah suatu kata di golongkan sebagai isim.
2.
Fi’il
Fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan
kejadian sesuatu pada waktu tertentu.
Contoh:
كَتَبَ
– يَجْرِي – اِسمَعْ
Dia telah menulis – Dia sedang berlari –
Dengarkanlah!
Yang membedakan fi`il dengan jenis kata
yang lainnya adalah:[4]
– Bisa bersambung dengan ta’ fa’il,[5]
contoh:
كتبتُ – شكرتَ
Aku telah menulis – Kamu laki-laki telah
menulis.
– Bisa
bersambung dengan ta’ ta’nits,[6]
contoh:
كَتَبَتْ – تَكْتُبُ
Dia perempuan telah menulis – Dia
perempuan sedang/akan menulis.
– Bisa bersambung dengan ya’
mukhatabah,[7] contoh:
تَكْتُبِينَ –
اُشْكُرِي
Kamu perempuan sedang/akan menulis –
Bersyukurlah kamu perempuan!
– Bisa
bersambung dengan nun taukid,[8] contoh:
لَيَكْتُبَنَّ -اُشْكُرَنَّ
Dia laki-laki benar-benar akan menulis –
Benar-benar berterimakasihlah kamu laki-laki!
3.
Harf (Huruf)
Huruf adalah setiap kata yang tidak
bermakna kecuali jika bersama dengan kata yang lain.[9]
Contoh:
فِي, أَنْ, هَلْ, لَمْ
(1)
Ilmu
bahasa arab ada 12 macam, yang paling signifikan adalah ilmu nahwu. Manfaat
mempelajari ilmu nahwu adalah untuk menghindarkan diri dari kesalahan dalam
pengucapan lafadz-lafadz berbahasa arab. Tujuannya untuk membantu dalam
memahami firman Allah dan sabda rasul-Nya yang bisa mengantarkan kepada
kebahagiaan dunia dan akhirat. (Al-Kawakib ad-Durriyyah, hal.25)
(2)
Sebenarnya
tanda-tanda isim ada banyak, bahkan ada yang menghitungnya sampai 30 tanda.
(Al-Kawakib ad-Durriyyah, hal. 31)
(3)
Isnad
ilaih adalah menyandarkan sesuatu yang melengkapi makna kalimat kepada isim,
apakah yang disandarkan berupa fi’il, isim atau kalimat, atau dengan definisi
lain, isnaid ilaih adalah sesuatu yang diberitakan, karena suatu kalimat pasti
mengandung minimal dua unsur: Musnad (berita) dan musnad ilaih (yang
diberitakan). Contoh:
قَامَ زَيدٌ
Zaid telah berdiri.
Zaid sebagai musnad ilaih (yang diberitakan)
dan telah berdiri sebagai musnad (berita).
زَيدٌ قَائِمٌ
Zaid berdiri.
Zaid sebagai musnad ilaih (yang
diberitakan) dan berdiri sebagai musnad (berita).
أَنَا قُمْتُ
Aku telah berdiri.
Fi’il (( قَامَ ) musnad (berita) bagi ta’, kalimat قُمْتُ musnad (berita) bagi أَنَا.
Maka semua musnad ilaih adalah isim.
(4)
juga
mempunyai banyak tanda, diantaranya adalah yang disebutkan oleh penulis disini.
(5)
Ta’
di sini bisa difathah dengan makna kamu laki-laki, didhammah dengan makna aku,
didhammah kemudian setelahnya mim dan alif (تما) maknanya kalian dua laki-laki/perempuan, didhammah setelahnya
mim (تم) maknanya kalian laki-laki atau didhammah setelahnya nun
bertasydid maknanya kalian perempuan.
(6)
Pada
fi’il mudhari’ berbentuk ta’ difathah atau didhammah berada di awal fi’il,
sedangkan di fi’il madhi berbentuk ta’ sukun di akhir fi’il. Makna nun ini
adalah dia perempuan.
(7)
Maknanya
kamu perempuan, terletak pada fi’il mudhari’ dan amr.
(8)
Insya
Allah akan datang penjelasan tentang nun taukid.
(9)
Huruf tidak mempunyai tanda.
Sebenarnya tanda tanda isim ad banyak,bahkan ad yg menghitungnya sampai 30 tanda(Al kawakib ad durriyyah,hal.31)
BalasHapusTerima kasih ini sangat bermanfaat min. Sebenarnya tanda kalimat isi itu samgatlah banyak ada yang mengatakan 30 sebagaimana yang telah di paparkan di sini https://bit.ly/3aTWaDu
BalasHapusTerimakasih ilmunya sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi ilmunya.,
BalasHapusPintu Kamar Mandi
Jendela Kamar Mandi
Ukuran Pintu